Ketika kamu mengejar kesuksesan dalam hidup ini, apa yang sebenarnya kamu cari?
Kekayaankah, kebahagiaankah, ketenangan hidupkah, keberhasilan usaha dan karir yang ditandai income besar-kah, keharmonisan rumah tanggakah, keterkenalan dan nama besarkah, reputasi baik dan martabat tinggikah, kedudukan sosial yang mapankah, atau apa?
Kesuksesan hanya sebuah "reward". Makna sukses bagi setiap orang beragam. Dari keberagaman makna mengenai sukses kita bisa menarik satu benang merah yakni, sukses memberi kepuasan terhadap diri masing-masing. KEPUASAN DIRI SENDIRIKAH YANG KAMU CARI?
Berikut 3 hal yang kadang kamu lupakan namun memeliki arti yang besar dan bisa jadi jauh lebih penting ketimbang mengejar kesuksesan:
1. Ikatan keluarga yang erat jauh lebih penting daripada karir yang cemerlang
Kesuksesanmu tidak ada artinya jika kamu tidak dikelilingi oleh" KELUARGA" yang selalu mendukung dan melindungimu. Mungkin kamu memiliki keluarga, namun dimana ikatan keluarga yang erat itu jika kamu tidak memiliki waktu untuk mereka. Tiada arti yang bermakna dari kesuksesan yang kamu raih tanpa sosok keluarga yang justru kadang kamu lupakan karena mengejar kesuksesan.
2. Kepedulian terhadap sesama membuktikan keberhasilanmu sebagai manusia
Selain membawa kebahagian pada orang lain, membantu juga membuat diri kamu sendiri bahagia. Bantuan kamu, sedikit atau banyak, bisa mengubah kehidupan mereka yang kekurangan. Membantu bukan soal memberi uang receh dipinggir jalan, melainkan seberapa besar keikhlasan hatimu peduli kepada orang lain.
3. Apalah arti sukses tanpa ditopang pertemanan yang kuat
Tanpa teman, kamu bisa membayangkan betapa bosannya hidup sendirian.Hanya kesuksesan yang akan menemanimu??? Kamu tidak punya tempat untuk berbagi cerita, candaan dan kamu tidak punya orang yang dituju untuk meminta nasihat.Meyempatkan waktu untuk teman adalah bukti bahwa kamu tetap menghargai persahabatan yang jauh lebih penting dari pada kesuksesan.
Posted by Agung Suharyana
Orang Asia terkenal
dengan ambisinya di bidang akademis, sampai-sampai muncul stereotip
tentang para orang tua yang menekan anaknya untuk berprestasi secara
akademis. Bahkan, ketika Amy Chua menulis buku bestseller Battle Hymn of
the Tiger Mother, dunia sepakat menggambarkan orang tua Asia yang tidak
dapat menerima jika anaknya mendapat nilai di bawah grade A.
Hingga netizen membuat sebuah meme ‘High Expectations Asian Father’
untuk menertawakan hal tersebut:
meme
Sejujurnya, banyak siswa dan orang tua mereka masih percaya bahwa
pendidikan adalah satu-satunya jalan menuju sukses. Dalam sebuah artikel
di USA Today, Hwy-Chang Moon, profesor dan dekan sekolah pascasarjana
ilmu internasional di Seoul National University, mengibaratkannya
seperti: “Ada mentalitas tentang menjadi yang terbaik […] Anda harus
menjadi yang terdepan, jika tidak Anda tidak mungkin dapat bertahan
hidup.”
Akan tetapi, belakangan ini, kita telah melihat beberapa perusahaan
ternama mulai menyangkal mitos tersebut. Yang paling terkenal, Laszlo
Bock, senior vice president of people operations di Google, dilaporkan
menyatakan dalam sebuah wawancara dengan New York Times bahwa IPK tak
berarti sama sekali dalam proses perekrutan. “IPK tidak berharga sebagai
kriteria perekrutan, dan skor tes tidak berharga […] Kami menemukan
bahwa skor tidak memprediksi apa-apa,” ujar Laszlo Bock dalam wawancara
tersebut.
Dengan kata lain, kesuksesan akademis bukan cara yang baik untuk
mengetahui apakah seseorang akan sukses dalam sebuah pekerjaan, apalagi
dalam menjalankan bisnis mereka. Berikut adalah lima entrepreneur yang
telah berhasil dengan usahanya masing-masing meski tanpa mendapatkan
grade A pada awal-awal kehidupannya.
Baca juga: Kesuksesan akademis bukanlah segalanya, 5 founder teknologi ini telah membuktikannya http://id.techinasia.com/cerita-sukses-founder-teknologi-akademis-bukan-segalanya/
Baca juga: Kesuksesan akademis bukanlah segalanya, 5 founder teknologi ini telah membuktikannya http://id.techinasia.com/cerita-sukses-founder-teknologi-akademis-bukan-segalanya/
Comments
Post a Comment