Hutang kita banyak pada adik-adik kita..
Tidak jarang, kita memarahi mereka saat lelah..
Membentak mereka padahal mereka belum benar-benar paham
kesalahaanya..
Membuat mereka menangis karena kita ingin lebih dimengerti
dan didengarkan..
Tetapi..
Mereka akan tetap mendatangi kita dengan senyum kecilnya..
Menghibur kita dengan tawa kecilnya..
Menggenggam dengan tangan kecilnya..
Seolah semuanya baik-baik saja..
Seolah tak pernah terjadi apa-apa sebelumnya..
Mereka selalu punya banyak cinta untuk kita..
Meski seringkali kita tak membalas cinta mereka dengan
cukup..
Kita merasa bahwa kita bisa mengjibur kesedihan atau
menghapus air mata dari pipi-pipi kecil mereka..
Tetapi..
Sebenarnya kitalah yang selalu mereka bahagiakan..
Merekalah yang selalu berhasil membuang kesedihan..
Melapangkan kepenatan..
Menghapus air mata..
Kita berhutang banyak pada adik-adik kita..
Dari waktu hidup kita bersama mereka, seberapa keras kita
berusaha untuk menghadirkan mereka kebahagiaan sesungguhnya di hari-hari
mereka, melukis senyum sejati di wajah mungil mereka ?
Tentang adik-adik, sesungguhnya merekalah yang selalu “lebih
dewasa dan lebih bijaksana” daripada kita.
Merekalah yang selalu mengajari dan membimbing kita menjadi
manusia yang lebih baik setiap harinya..
Seburuk apapun kita sebagai orang dewasa..
Mereka selalu siap kapan saja untuk menjadi adik-adik
terbaik yang pernah kita kenal..
Kita selalu berhutang kepada adik-adik kita..
Comments
Post a Comment