Menyantap Lezatnya Lapis-Lapis Keberkahan



Selamat malam.. Sedikit ingin berbagi ilmu dari buku yang luar biasa karya Ust. Salim A Fillah berjudul Lapis-Lapis Keberkahan, semoga bermanfaat, selamat menikmati..
Selamat Datang di Lapis-Lapis Keberkahan. Kita akan mengupas beriris-iris asas makna, hingga mampu mengemudi hati di jalan lurus, agar mesra dengan-Nya dalam ringkasnya hidup.

Selamat datang di Lapis-Lapis Keberkahan. Kita akan menata bertumpuk-tumpuk bahan karya hingga seayat ilmu, memadu setitis rizki, setitis rizqi membekali segerak amal dan segerak amal memperindah seisi bumi.

Bahagia adalah kata paling menyihir dalam hidup manusia. Jiwa merinduinya. Akal mengharapinya. Raga mengejarnya. Tapi jika bahagia menjadi tujuan besar kita, banyak nikmat yang akan luput sepanjang perjalanan. Jika bahagia dijadikan cita, kita akan kehilangan ia sebagai rasa. Jika bahagia menjadi tema besar kehidupan kita, ia akan lekas menghilang selepas kita meninggal.
Maka jadilah buku ini bertajuk “Lapis-Lapis
Keberkahan”. Agar bahagia cukup menjadi
makmum bagi Islam, iman, dan ihsan. Sedangkan berkah menjadi kata yang mewakili segenap kebaikan dari-Nya yang terhimpun dalam kehidupan kita.

Mari menata bertumpuk-tumpuk bahan karya.

Melalui ilmu, di Lapis-Lapis Keberkahan kitamengikat kebajikan. Lalu dari para Ulul Albab , kita belajar mengamalkan. Dari Imam Abu Hanifah,sosok yang gigih bekerja, rela menghemat nafkahnya, dan menakjubkan dalam infaknya. Dari Imam Malik, sang pemikul pengetahuan hakiki. Dari Imam Syafi’I dan Imam Ahmad, sepasang guru-murid yang berjalan di atas cahaya, saling merunduk malu menyimak jalan ilmu. Dari Atha’ ibn Abi Rabah, ‘Alim Rabbani yang mampu membuat
Khalifah Hisyam ibn Abdul Malik menangis. Dari Imam Asy-Sya’bi, pencerah tempat dan zaman. Dari para Khulafa Ar-Rasyidin yang Allah limpahi cahaya hingga terang hatinya, tajam bashirah -nya, jernih
pandangannya. Serta dari para ahli fiqh yang luas ilmunya, lapang dadanya, dan jelita akhlaknya meski saling berbeda pendapat.

Melalui rizqi, di Lapis-Lapis Keberkahan kita menafakkuri diri. Sebab rizqi itu soal keyakinan, ia telah dijamin, bahkan ia memburu hamba melebihi kecepatan ajal. Sebab rizqi itu soal ikhtiar, hatta Maryam pun diminta menggoyangkan pohon kurma
yang tegar di kala melahirkan, seakan tak mungkin namun satu per satu ruthab lepas dari tangkainya. Sebab rizqi itu soal rasa; bukan soal berapa banyak tapi nikmat apa yang kita rasa. Sebab rizqi itu karunia-Nya, apa jadinya bila ia digunakan untuk
mendurhakai-Nya. Sebab rizqi itu soal
pertanggungjawaban, sebab setiap nikmat akan ada hisab dan tanya. Sebab selama bertakwa, selalu ada rizqi bahkan dari arah yang tak disangka. Sebab menjadi kaya itu bukan tujuan utama, kemiskinan pun tak patut dicela. Hanyasanya kita tetap diminta bekerja, sebab ia adalah ibadah.
Nikmat itu hadir setelah payah, lezat itu terasa sebakda lelah. Dan akar semua itu adalah kehalalan, sebab ia yang memasok gizi bagi semua keberkahan.

Melalui amal, di Lapis-Lapis Keberkahan kita menyusuri jalan menuju ketaqwaan.
Mengejawantahkan iman menjadi keshalihan. Memurnikan niat di setiap perbuatan. Beristiqomah di atas tuntunan Nabi akhir zaman. Menjadikan derma sebagai kebiasaan. Menjadikan syahid
sebagai kerinduan.

Di Lapis-Lapis Keberkahan, kita mengambil berkah dari langit agar meliputinya ke seluruh negeri. Ketika hujan membangkitkan syukur dan panas
menerbitkan sabar. Ketika kesuburan menguatkan ketaatan dan ketandusan mencegah kemaksiatan.
Ketika kemakmuran menegaskan kehambaan dan paceklik menjalinkan persaudaraan. Ketika kejayaan membawakan kewaspadaan dan bencana
mencekamkan keinsyafan. Pemimpinnya amanah lagi takut pada Allah, dicintai dan mencintai rakyat, didoakan dan mendoakan ummat. Masyarakatnya
tenteram dan rukun, membentuk sebuah ummat yang tumbuh dan berkembang serta maju dan berperadaban.

Selamat datang di Lapis-Lapis Keberkahan. Mari mengupas tiap irisan makna, menata bertumpuk-tumpuk bahan karya, dan menyicipi setiap susunan cita rasa surga.
Dalam buku ini, kalimat-kalimatnya bernas. Sayang untuk melewatkan setiap kata. Sarat cerita sejarah yang bertabur hikmah. Penuh kisah kekinian yang menuntun kita pada perenungan.
Rasanya resensi sederhana ini tak cukup mewakili seluruh isi buku. Hanya sebuah upaya kecil untuk menuang kembali apa yang telah dibaca. Semoga keberkahan itu lekas menghampiri. Mengisi seluruh
ruang kehidupan dalam diri. Dan mengantar kita hingga ke Firdaus yang telah lama dinanti.

Irfan - Biokimia 50

Comments